'/> Contoh Ajuan Ptk Penelitian Tindakan Kelas

Info Populer 2022

Contoh Ajuan Ptk Penelitian Tindakan Kelas

Contoh Ajuan Ptk Penelitian Tindakan Kelas
Contoh Ajuan Ptk Penelitian Tindakan Kelas
Contoh Proposal PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) - Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dengan melaksanakan ptk guna memperbaiki pembelajaran pada kelas. danmeningkatkan proses berguru mengajar siswa pada kelas terntentu. Namun tidak tiruana kelas yang hendak di lakukan PTK, menyerupai halnya tadi hanya kelas kelas tertentu, misal kelas yang dianggap bermasalah, atau poses blajar mengajar kelas tersebut tidak optimal atau yang lainnya

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ada beberapa unusr yang terkandung di dalamnya yang sangat khas yaitu
  1. PTK di laksanakan oleh pendidik yaitu guru/pengajar, apa bila dalam kelas tersebut terdapat masalah
  2. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dilakukan bahwa memang benar dilema yang di hadapi oleh guru pada kelas tersebut
  3. PTK memang harus didakan lantaran masih banyak proses pembelajaran yang harus dipaling baguskan oleh pendidik/guru.

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )

 

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V DI SDN PAGAK 04
KECAMATAN PAGAK KABUPATEN MALANG
TAHUN PELAJARAN 2007/2008


OLEH :
PEMBAYUN SEKARWIYATI, S.Pd.
NIP. 196005171981122005






DINAS PENDIDIKAN
UPTD TK/SD DAN PLS KECAMATAN PAGAK
SEKOLAH DASAR NEGERI PAGAK 04
KECAMATAN PAGAK
KABUPATEN MALANG

PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008

A.    Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi dikarenakan telah dilakukan banyak sekali usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat efek itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.

Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka bakir balig cukup akal ini pendidikan di sekolah-sekolah telah memperlihatkan perkembangan yang sangat pesat. Perl emangan itu terjadi lantaran terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan gres yang sanggup memmemberikankan semangat berguru bagi tiruana siswa. Bahkan secara keseluruhan sanggup dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidi kan yang meliputi seluruh komponen yang ada. Pembangunan d bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidiakn sanggup dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar yaitu suatu proses interaksi atau korelasi timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses berguru menganjar merupakan pemegang kiprah yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi ludang kecepeh dari itu guru sanggup dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses berguru mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses berguru mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus sanggup membuat suatu pengajaran menjadi lebeh dampak dan imbastif juga menarik sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa bahagia dan merasa perlu untuk mempelajari materi pelajaran tersebut.

Guru mengemban kiprah yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas insan Indonesia, insan seutuhnya yang memberikanman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung tpendapat, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus bisa menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan bisa mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung tpendapat atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya yaitu faktor guru dalam melaksanakan proses berguru

mengajar, lantaran guru secara eksklusif sanggup mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, kiprah guru sangat penting dan diharapkan guru mempunyai cara/model mengajar yang baik dan bisa menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu dibutuhkan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya yaitu dengan menentukan seni administrasi atau cara dalam memberikan materi pelajaran biar diperoleh peningkatan prestasi berguru siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk tolong-menolong terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bisa membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan ludang kecepeh menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat mengambarkan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memmemberikankan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan santunan itu anak didik sanggup keluar dari ketidak ringan dan sepelean belajar. Sehingga evaluasi rata-rata mata pelajaran IPA yang diharapkan oleh guru yaitu 90,00. Contoh Proposal PTK

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam berguru rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak mempunyai dorongan belajar. Sehingga evaluasi rata-rata mata pelajaran IPA sangat rendah yaitu mencapai 50,00. Hal ini disebabkan lantaran guru dalam proses berguru mengajar hanya memakai metode ceramah, tanpa memakai alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.

Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi berguru siswa, contohnya dengan membimbing siswa untuk terlibat la.ngsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.

Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akdingin dan damaiik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan berguru dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk berguru sesuatu akan memakai proses kognitif yang ludang kecepeh tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan ludang kecepeh baik. Tugas penting guru yaitu merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan sanggup menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran inovasi (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model inovasi (discovery) sanggup meningkatkan motivasi berguru dan prestasi berguru IPA. Penulis menentukan metode pembelaja.an ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran inovasi (discovery) siswa iudang kecepeh aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memmemberikankan petunjuk cara memecahkan dilema itu.

Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V Di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008 ".

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar helakang di atas, maka sanggup dirumuskan suatu dilema sebagai memberikankut:
  1. Bagaimanakah efek metode pembelajaran discovery terhadap motivasi berguru siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008?
  2. Bagaimanakah peningkatan prestasi berguru siswa dengan diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008?

C.    Tujuan Penelitian Contoh Proposal PTK

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui efek motivasi berguru siswa sehabis diterapkan pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
  2. Ingin mengetahui peningkatan prestasi berguru siswa setelah  diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
D.    Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini sanggup memberi manfaat bagi :
1.    Guru
Memmemberikankan informasi ihwal metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA.
2.    Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran-pelajaran IPA
3.    Sekolah
Memmemberikankan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kudang kecepejakan di sekolah tersebut.

E.    HipotesisTindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan yaitu sebagai memberikankut:
  1. Penerapan pembelajaran disvovery sanggup meningkatkan motivasi berguru mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
  2. Penerapan pembelajaran discovery sanggup meningkatkan prestasi berguru siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008

F.    Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu sebagai memberikankut:
  1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu dilema peningkatan motivasi dan prestasi berguru siswa.
  2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V
  3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.
  4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2007/2008.
  5. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan ihwal perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

G.    Definisi Operasional
Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai memberikankut:
1.    Metode pembelajaran inovasi (discovery) yaitu :
Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak sanggup belaiar sendiri
2.    Motivasi berguru adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laris untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3.    Prestasi berguru adalah:
Hasil berguru yang dinyatakan dalam bentuk evaluasi atau dalam bentuk skor, sehabis siswa mengikuti pelajaran.

H.    Kajian Pustaka

a.    Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery) Contoh Proposal PTK

Teknik inovasi yaitu terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery yaitu proses mental dimana siswa bisa mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dikepanasankan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri   atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memmemberikankan instruksi.

Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi berguru mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan memakai discovery learning, ialah suatu cara meng asuh yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak sanggup berguru sendiri.

Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan acara siswa dalam proses berguru mengajar. Maka teknik ini mempunyai laba sebagai memberikankut:
  • Teknik ini bisa membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
  • Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga sanggup kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan berguru mengajar para siswa.
  • Teknik ini bisa memmemberikankan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengankernampuannya masing-masing.
  • Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga ludang kecepeh mempunyai motivasi yang berpengaruh untuk berguru ludang kecepeh giat. 
  • Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses inovasi sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman berguru saja, membantu bila diperlukan.

Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
  • Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara berguru ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
  • Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
  • Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
  • Dengan teknik ini ada yang beropini bahwa proses mental ini ada yang beropini bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan perilaku dan keterampilan bagi siswa.
  • Teknik ini mungkin tidak memmemberikankan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
b    Motivasi Belajar Contoh Proposal PTK
Pengertian Motivasi
Motivasi yaitu daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laris atau perbuatan. Sedangkan motivasi yaitu suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laris untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).

Sedangkan berdasarkan Djamarah (2002: 114) motivasi yaitu suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk acara aktual untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar, motivasi sangat dibutuhkan alasannya yaitu seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam berguru tidak akan mungkin melaksanakan acara belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam berguru sesuatu akan memakai proses kognitif yang ludang kecepeh tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan ludang kecepeh baik.

Kaprikornus motivasi yaitu suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.    Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akhir dari dalam individu, apakah lantaran adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian hasilnya ia mau melaksanakan sesuatu atau berguru (Usman, 2000: 29).

Sedangkan berdasarkan Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, lantaran dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu.

Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa seni administrasi dalam mengaiar untuk membangun motivasi intrins.k. Strategi tersebut yaitu sebagai memberikankut: 
  1. Mengaitkan tujuan berguru dengan tujuan siswa.
  2. Memmemberikankan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
  3. Memmemberikankan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan kiprah dan memanfaatkan surnber berguru di sekolah. 
  4. Sesekali memmemberikankan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya. 
  5. Meminta siswa untuk menjeiaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas sanggup disimpulkan bahwa motivasi instrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang merniliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara sadar akan melaksanakan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2.    Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akhir efek dari luar individu, apakah lantaran adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian hasilnya ia mau melaksanakan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau berguru lantaran ia disuruh oleh orang tuanya biar menerima peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).

Sedangkan berdasarkan Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik yaitu kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi lantaran adanya perangsang dari luar.

Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
  1. Kompetisi (persaingan): guru berusaha membuat persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
  2. Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan berguru mengajar guru, hendaknya terludang kecepeh berlalu dan silam memberikan kepada siswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
  3. Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin terang tujuan, makin besar ni]ai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
  4. Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan sanggup mengakibatkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa dampak dan efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memmemberikankan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
  5. Minat yang besar: Motif akan timbul kalau individu mempunyai minat yang besar.
  6. Mengadakan pepenilaianan atau tes. Pada umumnya tiruana siswa mau berguru dengan tujuan memperoleh evaluasi yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak siswa yang tidak berguru bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru menyampaikan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa ulet berguru dengan menghafal biar ia menerima evaluasi yang baik. Jadi, angka atau evaluasi itu merupakan motivasi yang berpengaruh bagi siswa.

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya lantaran adanya perangsang dari luar, contohnya adanya persaingan, untuk mencapai evaluasi yang tinggi, dan lain sebagainya.

c.    Prestasi Belajar IPA

Belajar sanggup membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laris dari yang kurang baik menjadi ludang kecepeh baik. Pengalaman dalam berguru merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses berguru di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi berguru yaitu hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi berguru merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta usaha yang membutuhkan pikiran. Contoh Proposal PTK

Berdasarkan uraian diatas sanggup dikatakan bahwa prestasi berguru yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya sehabis siswa itu melaksanakan kegiatan belajar. Pencapaian hasil berguru tersebut sanggup diketahui dengan mengadakan pepenilaianan tes hasil belajar. Pepenilaianan diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang dimemberikankan oleh guru. Di samping itu guru sanggup mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses berguru mengajar di sekolah.

Sejalan dengan prestasi belajar, maka sanggup diartikan bahwa prestasi berguru IPA yaitu evaluasi yang dipreoleh siswa sehabis melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses berguru mengajar IPA.

d.    Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)

Motivasi yaitu suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk berguru sesuatu akan memakai proses kognitif yang ludang kecepeh tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan ludang kecepeh baik (Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi berguru yaitu hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya sehabis siswa itu melaksanakan kegiatan belajar.

Sedangkan metode pembelajaran inovasi (discovery) yaitu suatu metode pembelajaran yarg memmemberikankan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menmemberikankan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan berguru inovasi (discovery) akan bertahan lama, mempunyai dampak dan efek transfer yang ludang kecepeh baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum berguru inovasi (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan dilema tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, berguru inovasi membangkitkan keingintahuan siswa, memmemberikan motivasi untuk bekerja hingga menemukan tpendapatan (Syafi'udin, 2002: 19).

Dari uraian tersebut di atas sanggup disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model inovasi (discovery) tersebut maka hasil-hasil berguru akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang dimemberikankan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha berguru siswa akan tinggi pula. Kaprikornus motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha berguru siswa. Hasil ini akan sanggup meningkatkan prestasi berguru siswa.

I.    Metode Penelitian

a.    Jenis Penelitianti

Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melaksanakan perbaikan –perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran.  PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu id eke dalam  praktik atau situasi aktual dalam berharap kegiatan tersebut bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses berguru mengajar ( Riyanto, 2001)

b.    Kedatang an Peneliti

Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan memberikankut :
  1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun planning acara pembelajaran
  2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yangdilakukan oleh guru kelas
  3. Melaksanakan planning acara pembelajaran yang telah dibuat 
  4. Melaporkan hasil penelitian
c.    Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di…….
d.    Data dan sumber
  1. Data dalam penelitian ini yaitu kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan tpendapatan yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1 – C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan evaluasi ulangan harian (test).
  2. Sumber data penelitian yaitu siswa kelas……. Sebagai obyek penelitian
e.    Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memakai teknik sebagai memberikankut :
1.    Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2.    Angket
Angket merupakan data penunjang yang dipakai untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon  atau tpendapat siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
3.    Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan memakai lembar observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4.    Test
Test dilaksanakan setiap simpulan siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa sehabis pemmemberikanan tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise biar banyak materi tercakup
5.    Catatan lapangan
Catatan lapangan dipakai sebagai petidak ada yang kurang data penelitian sehingga diharapkan tiruana  data yang tidak termasuk dalam observasi sanggup dikumpulkan pada penelitian ini
f.    Analisis data
1.    Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan tpendapatan siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan janwaban yang telah dipenilaian dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan tpendapatan yang telah dipenilaian dengan rubric pada siklus II.
Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya siswa

 
Skor riil    X    4
Skor maks
Keterangan:
Skor riil   : skor total yang diperoleh siswa
Skor paling anggun : Skor  total yang seharusnya diperoleh siswa
4                       : Skor paling anggun dari tiap tpendapatan( pedoman penskoran lihat lampiran )

2.    Hasil Belajar
Hasil berguru pada aspek kognetif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis memperbaiki untuk mengetahui ketuntasan berguru siswa.

Caranya yaitu dengan menganalisis hasil test formatif dengan memakai criteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara individu, siswa dianggap telah berguru tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dainggap tuntas kalau telah berguru apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)

g.    Tahap-tahap penelitian Contoh Proposal PTK

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan yaitu model pembelajaran kooperatif……… Penelitian ini akan dilaksanakan  dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi.
Siklus I
1.    Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini yaitu :
  • Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
  • Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
  • Membuat  soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.
  • Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akdingin dan damaiis, jenis kelamin,maupun etnis.
  • Memmemberikankan klarifikasi pada siswa mengenai teknik terlaksanakan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
 Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dengan melaksanakan ptk guna memperbaiki pembelajara Contoh Proposal PTK Penelitian Tindakan Kelas

2.    Pelaksanaan Tindakan
  • Melaksanakan kegiatan sesuai dengan planning pembelajaran yang telah dibuat. Dalam terlaksanakan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk berguru IPA secara kooperatif learning dengan model……Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah(sesuaikan dengan scenario pembelajaran)
  • Kegiatan penutup
Di simpulan terlaksanakan pembelajaran pada tiap siklus, guru memmemberikankan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil berguru siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.    Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melaksanakan kerja sama dalam terlaksanakannya.
4.    Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melaksanakan memperbaiki terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.

Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi dipakai untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II
Silus II
Kegiatan pada siklus dua intinya sama dengan pada siklus I  hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga ludang kecepeh mengarah pada perbaikan pada terlaksanakan siklus I.

DAFTAR RUJUKAN Contoh Proposal PTK

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 
          Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
Advertisement

Iklan Sidebar